Etika wajah dan Keganasan Manusia
Seorang filsuf bernama Emmanuel Levinas terkenal dengan gaya filsafatnya yaitu makna perjumpaan atau terbiasa dengan ucapan Etika Wajah.
"Wajah adalah representasi dari refleksi diri". Ketika kita melihat wajah orang hal pertama yang mesti kita pahami adalah jati diri/eksistensi dirinya.
Mengapa dan karena apa??.
Balutan rasa kasihan dan rasa sedih kepada orang yang sakit bukan karena lukanya tetapi karena wajahnya yang memberikan kode-kode dan merangsang batin kita.
Lalu, apakah wajah yang di impikan Emmanuel Levinas saat ini memperoleh tempat yang layak dalam kehidupan kita??.
Nampaknya tidak. Maraknya kasus pembunuhan, kasus kekerasan Seksual sebagai bentuk Wajah tidak mendapatkan tempat yang layak dalam kehidupan kita. Karena ketika kita membaca sejarah Filsafat wajah Emmanuel Levinas, kritikan keras dia lemparkan kepada NAZI yang bertindak sewenang-wenang, tidak berprikemanusiaan yaitu membunuh orang Yahudi tanpa melihat status mereka baik mereka yang sudah dewasa ataupun mereka yang masih anak-anak.
Dan ketika kita melihat Indonesia saat ini, perolehan kasus kekerasan hampir mendapat peringkat di dunia. Dan sayangnya sebagian orang yang melakukan tindakan kekerasan ini adalah corong hukum yang menjadi subjek hukum yaitu penegak hukum.
Bagaimana eksistensi negara kita dengan status negara hukum sementara hukum diperalat dan dijadikan sebagai tempat untuk berlindung diri bagi mereka yang memiliki kewenangan dan kekuasaan.
Dan oleh karenanya Etika wajah Emmanuel Levinas adalah kajian reflektif buat kita.
Terimakasih
Selamat membaca semoga bermanfaat.

Komentar
Posting Komentar