Hanya Seorang Pendosalah Aku
By Yasinta Mulia
Senja turun perlahan dibalik Gereja yang sunyi.
Lonceng gereja bunyi tepat di jam 6 petang, lantang bersahutan dengan suara merdu adzan, seolah bersama mengantar pulang senja.
Burung-burung berterbangan pulang kesangkarnya.
Anak-anak kecil berlarian berkejaran pulang ke rumahnya masing-masing.
Orang-orang berdatangan bersama menuju gereja, mendaki setiap anak tangga dan memberi senyuman.
Duduk berderet di bangku bangku kayu gereja, untuk menyerukan pengakuan, penyesalan, serta kesalahan-kesalahannya.
Ada yang hening bersama doanya,ada yang bergemuruh melantunkan pertobatan dihadapan imam, lalu tunduk bersalah memohon ampun dari sang Pencipta.
Tuhan menerima hadirnya makhluk peradaban yang berlumuran dosa. Semesta mendengarkan jeritan hati pengakuan.
Waktu menampung hingar bingarnya dosa-dosa yang telah beku menjadi batu.
Yang datang berlutut seolah dipulihkan kembali.
Yang datang membawa beban berat seolah diringankan. Yang datang segala kegelisahan dan perdebatan telah pulang dengan penuh berkat.
Yasinta Mulia adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana. Punya hobi dan senang menulis.

Puisi yang begitu menggugah hati 🙏
BalasHapusTerimakasih kk..
HapusSelamat membaca🙏🙏