MAHASISWA

By Jonaldi Mikael

Anda hidup dalam bayangan/samar-samar. Kita punya cita-cita. Kita punya persoalan Hidup; dan kita jga berhak untuk mencetak sejarah kita sendiri atau pengalaman kita sendiri. Mulai 11 April bahkan sebelumnya masih di bulan yg sama, dari pelosok sabang sampai merauke kita bersuara, rapatkan barisan, turun jalan, dengan tujuan yang sama, dalil yang sama yaitu JANGAN MELECEHKAN KONSTITUSI, kita penghasil sawit terbaik dan penghasil kelapa yang berkualitas tetapi kok terjadi krisis minyak goreng, kita punya destinasi alam yang unik dan istimewa tetapi kok dirusaki demi kerakusan dan ketamakan kita akan kuasa. Bukankah konstitusi kita memberikan arahan untuk menjaga dan merawat semua itu. 

 #jaga_diri. 

 #Jaga_teman 

Kita bergerak ada yang mengelak bahkan mengatakan kalau jangan mengatasnamakan BEM SI, bikin malu mahasiswa saja, Presiden sudah menyatakan sikap kalau 3 periode itu hanya isu saja. Tidak jadi soal, aku dan kamu mungkin banyak membaca tetapi cara memaknai tulisannya berbeda. Atau mungkin saya terlalu mendalami setiap barisan tulisan yang pernah saya dapatkan. Realita ada disekitar kita teman-teman. Saya mahasiswa fakultas Hukum tetapi untuk korelasikan bunyi pasal dalam setiap undang-undang dengan realita yg terjadi di masyarakat itu agak rumit teman-teman.

Kita menuntut agar perpanjangan jabatan presiden di cabut; mengapa kita harus menuntut ke presiden padahal itu hanya isu yg dilemparkan oleh orang-orang dalam lingkaran istana saja. Perlu kita pahami bahwa kita menganut sistem pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan dimana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Kita mengakui itu tetapi kok presiden selaku kepala Pemerintahan dijadikan boneka oleh orang-orang dibawah kuasanya. Itu makanya kita menuntut ke Presiden. Meminta ketegasan dia selaku pemegang kepala Pemerintahan. 

Katanya amanat rakyat. 

Lalu ada lagi sesama kita saling menyudutkan "katanya amanat rakyat padahal di kos hanya tidur". 

Iya... mungkin karena kita tidur terus sehingga rezim beranggapan bahwa kita tidak ada apa-apanya. 

Sekali lagi!!!! Kita demonstrasi karena kita punya data-data yang kuat. Dan karena kita berpikir bahwa rezim ini sementara dalam masa darurat. 

Jika kamu beranggapan bahwa hanya presiden Pak Jokowi banyak bantuan yg di salurkan, jangan pernah membatasi gerak langkah pikiran untuk menelisik program pembangunan mulai dari sabang sampai merauke teman-teman. 

Lihat di kalimantan proyek pembangunan batu bara banyak memakan korban, lihat keberingasan aparat kepolisian dan TNI menyikapi masyarakat yang menolak tananya dirampas; NTT punya data terkait semua itu teman-teman. 

Dan ingat "aksi kamisan" penghilangan aktivis 98 sampai hari ini persoalannya belum jga kelar. Kita sibuk merevisi dan menambah Undang-undang sementara masalah kemanusiaan kita pojokan dan parahnya lagi oknum yang terlibat dalam kasus penghilangan paksa di istimewahkan posisinya oleh negara; mengakomodir mereka menjadi bagian dari lingkaran kekuasaan. 

Tetapi kita masih merasa puas dengan Rezim ini. 

 #Buka_mata; 

Kalau katanya WS. Rendra "apalah artinya renda-renda kesenian bila terpisah dari derita lingkungan; apalah artinya berpikir bila terpisah dari persoalan kehidupan". Barisan tulisan ini aku tulis untuk aku dan kamu yang punya posisi yang sama sebagai mahasiswa. 

 Salam satu barisan 

#jaga_diri, 

#Jaga_teman

https://superapp.id/